Wednesday, August 31, 2011

Profesor Pertama Transportasi Unsri

Universitas Sriwijaya (Unsri) kini mempunyai profesor pertama Teknik Sipil dan di bidang transportasi. Hal ini ditandai dengan pengukuhan Prof Dr Ir Hj Erika Buchari MSc oleh Rektor Unsri sekaligus Ketua Senat, Prof Badia Perizade MBA di pascasarjana Unsri 3 Maret 2011.
Dengan dikukuhkannya Prof Erika Buchari, maka Unsri punya 58 orang guru besar. Sebelum ini, Unsri sudah punya 61 orang guru besar. "Ini bertambah satu, tapi ada tiga yang pensiun. Jadi, total guru besar Unsri sekarang ada 58 orang,"ungkap Badia.
Purek III, Dr Anis Sagaf MSc menambahkan, Erika menjadi profesor pertama Teknik Sipil dan bidang transportasi di Unsri. Siapa Erika Buchari? Wanita kelahiran Palembang, 30 Oktober 1960 itu merupakan dosen tetap jurusan teknik sipil Fakultas Teknik (FT) Unsri. Ia istri dari Prof Dr Ir H Hasan Basri yang juga dosen tetap FT Unsri. Usai pengukuhan, ia mendapatkan ucapan selamat dari ratusan undangan yang hadir. Baik itu sesama guru besar, pejabat pemerintahan, para dosen, staf Unsri hingga mahasiswa.
Hadir pula keluarga besarnya dan rekan-rekan yang lain. Suasana haru, Erika tak mampu membendung tangis bahagianya. Tak sedikit dari teman, rekan hingga mahasiswa yang minta berfoto bersama. Prosesnya meraih jabatan guru besar tidak mudah. Dimulai dari usulan Jurusan Teknik Sipil 4 September 2009, lalu rapat TPAK Fakultas Teknik 25 September 2009.
Dilanjutkan dalam Senat Fakultas Teknik Unsri Maret 2010 dan Sidang Senat Unsri September 2010 yang sebelumnya melalui rapat Komisi Guru Besar Senat Unsri hingga akhirnya ditetapkan dengan SK Mendiknas RI No 107477/A4.5/KP/2010 tanggal 31 Desember 2010. "Sebenarnya sejak 1 Januari, saya sudah menyandang sebagai guru besar. Pengukuhannya hari ini (3 Maret 2011),"ujar Erika.
Dalam pengukuhannya, ia menyampaikan pidato berjudul peranan transportasi multimoda dalam peningkatan pelayanan transportasi. Dikatakannya, transportasi multimoda dapat diuraikan dalam dua kelompok, yakni angkutan umum multimoda dan angkutan barang multimoda. Angkutan umum multimoda atau multi modal public transport (MMPT) adalah rangkaian perjalanan angkutan umum yang menggunakan dua atau lebih moda transportasi, dengan titik transfer yang terpadu dan saling terhubungkan.
Sedangkan angkutan barang multimoda merupakan rangkaian angkutan barang dan orang yang menggunakan dua atau lebih moda transportasi "Ide, pemikiran dan penelitian tentang transportasi multimoda untuk angkutan umum baru muncul sejak 2011. Sedangkan peningkatan pelayanan angkutan barang multimoda telah muncul lebih awal satu decade sebelumnya,"ujarnya.
Menerapkan sistem multimoda, bisa dilakukan jual beli jasa dalam bentuk layanan transportasi. "Contohnya di luar negeri, ada track (lintasan) yang bisa disewakan, misalnya untuk jalur sepeda,"ucap Erika. Untuk angkutan umum multimoda, ia membandingkan data test model pendekatan di Palembang, Bogor dan Depok. Sedang untuk angkutan barang multimoda, dilakukan penelitian angkutan barang Muara Enim, Baturaja dan Lubuk Linggau.
Menghadapi keruwetan sistem transportasi ke depan, terbuka peluang untuk melakukan perbaikan transportasi dan peluang untuk menghasilkan uang dari transportasi. Yakni dengan meningkatkan kombinasi antar moda dan mengembangkan angkutan umum multimoda yang seamingless sehingga perjalanan angkutan umum sama menyenangkan dengan angkutan pribadi.
"Perlu juga meningkatkan sistem transportasi multimoda di Sumsel dalam rangka mendukung perkembangan sentra-sentra produksi untuk pertumbuhan ekonomi wilayah,"imbuh Erika. Perbaikan sistem ke arah angkutan multimoda perlu ada pembenahan sarana, prasana dan peraturan.
Dibalik sosoknya yang keibuan, warga Jl Cendana Perumahan Bukit Sejahtera Blok DK 21 RT 76 RW 22 Palembang ini ternyata jago karate. Ia penyandang sabuk hitam DAN V Inkai. Setamat SMA, ia mengambil Strata (S) 1 Teknik Sipil Unsri, tamat tahun 1986. S2 (MSc) bidang Transportasi dari City University London, tamat 1990 dan S3 (PhD) Transportasi dari Liege, Belgia, tamat 2008 lalu.

No comments:

Post a Comment